Senin, 25 November 2013

Cinta Pertama


             Pertama kali Nadila jatuh cinta waktu umur 13 tahun.Waktu itu  rasanya masih terlalu cepat untuk anak seumurannya mengenal cinta. Pada umur 13 tahun itu pula, dia pertama kali mengenal kata pacaran. Sebut saja itu cinta pertama sekaligus pacar pertama untuknya. Karena namanya anak-anak, pacarannya juga seolah main-main dan kekanak-kanakkan. Tapi, perasaan itu seakan masih membekas sampai sekarang kata Nadila. Kenangan kebersamaan juga seakan masih teringat jelas dibenaknya. Aku piker itu bukan cinta biasa.
            Sekarang umurnya sudah genap 17 tahun. Empat tahun lebih berlalu semenjak itu. Hubungan yang dijalin itu memang telah berakhir tiga tahun yang lalu, saat Nadila memutuskan untuk berpisah dengan Adi. Waktu saat Nadila mulai memasuki bangku SMA. Pemikiran yang dewasa memang saat itu, Nadila berpikir bahwa dia tidak begitu lagi mencintainya.
            Ternyata perpisahan waktu itu bukan pilihan yang tepat. Tanpa Nadila sadari dihatinya masih ada Adi, cinta pertamanya. Mungkin karena tidak terlalu besar cintanya pada Adi, Nadila pun seolah acuh pada hatinya yang mengatakan dia masih mencintai Adi. Dan Nadila pun menjalin hubungan dengan Naldi, seseorang yang pada akhirnya membuat Nadila menunggu sangat lama, seseorang yang seolah mempermainkan Nadila dan seseorang yang membuat Nadila menyesal telah mengabaikan perasaan bahwa Nadila masih mencintai Adi, cinta pertamanya. “Tidak tidak, itu bukan sebuah penyesalan yang pantas disesali”, ucap Nadila dalam hati.
            Dan untuk ketiga kalinya, Nadila kembali menjalin hubungan dengan orang lain. Untuk menutupi perasaannya kepada cinta pertamanya. Tapi, Nadila seperti menjadi orang jahat waktu bersamanya, selalu melakukan tindakan sesukanya. Nadila seolah melampiaskan perasaannya pada Firman. Tapi mengapa Firman teramat baik untuk itu? Nadila hanya tak ingin kembali menyakiti oleh karena sifatnya yang seperti ini. Mungkin memang Nadila aneh, tapi dibalik itu semua Nadila menyayanginya.
            Nadila tidak terlalu mempercayai cinta. Karena Nadila juga dibesarkan dikeluarga yang tidak terlalu banyak cinta. Nadila mungkin seorang yang kesepian, seorang yang hanya bias memendam semuanya sendiri. Bagaiamana dengan orang yang dia sebut sahabat? Berpikir mereka memiliki masalahnya masing-masing, itu tak masalah jika Nadila tidak begitu mau berbagi masalahnya.
            Hari-hari Nadila dijalani dengan selalu berharap bahwa esok akan lebih baik. Selalu berusaha  menunjukkan bahwa hidupnya tidak memiliki masalah dan Nadila orang yang paling bahagia di dunia ini serasa melelahkan. Semuanya kebohongan. Saat hatinya merasa lelah dengan semua ini, saat itu pula Nadila selalu merindukannya.Dia yang biasanya menyandarkan bahunya untuk Nadila saat Nadila merasa sedih. Dimana dia saat ini? Mengapa Nadila terlambat menyadari bahwa dia teramat berarti untuknya.
            Otak Nadila menjadi bingung saat Nadila memikirkan mengapa Nadila bersedih saat mengetahui Adi sudah memiliki kekasih baru dan sangat senang jika suatu hari dia berpisah dengan kekasihnya itu. Ada apa dengan Nadila? Padahal jelas-jelas Nadila mengatakan Nadila tidak begitu menyukainyalagi. Tapi, mengapa saat Adi menatapnya, Nadila seolah masih bergetar? Adi, cinta pertamanya, mengapa sekarang Adi menjadikan Nadila orang yang egois? Nadila hanya ingin Adi mencintainya, Nadila hanya ingin hanya Nadila dihidupnya padahal cintanya sendiri tak sepenuhnya untuk Adi, hatinya bahkan sekarang seolah mengatakan Nadila mecintai Firman. Tapi, mengapa Adi seolah abadi di dalam hati Nadila?
            Hingga suatu saat Firman yang ia cintai itu memilih pergi meninggalkannya. Nadila merasa sedih, hatinya seolah hancur. Firman mengapa seenaknya dating pergi, mengapa Firman memperbaiki hatinya dan kemudian menghancurkan hatinya Nadila? Dan Firman, itu telah menjadi orang yang penting di hidupnya Nadila. Otak Nadila tidak begitu hebat untuk bias mengerti hati, bahkan tentang perasaan ini masih sulit ia mengerti. Saat Nadila mengatakan Nadila mencintai Firman, tapi dihatinya juga menegaskan bahwa disisi lain nama Adi itu masih belum hilang.
            Adi kembali mengatakan bahwa dia masih mencintai Nadila. Kata-kata itu seperti menjadi alas an Nadila tersenyum namun tidak begitu Nadila indahkan. Nadila buat dia menunggu, padahal Nadila tau jawaban hati yang tak bias menerimanya lagi. Ya, sampai suatu saat Firman yang begitu Nadila cintai itu dating kembali. Entah karena Nadila bodoh atau apa, Nadila meyambutnya dengan penuh senyuman dan kebahagiaan. Nadila meninggalkan “cinta pertamanya” karena Firman. Tanpa berpikir apa yang akan terjadi padanya. Tapi dia tidak pernah bosan datang dan datang lagi kepadanya dan Nadila pun selalu menolaknya.
            Hingga suatu ketika Adi dating lagi kepada Nadila. Tapi, bukan untuk mengatakan “aku mencintai Nadila” melainkan orang lain. Dada Nadila pasti terasa sesak saat itu dan hatinya seakan sakit. Bagaimana mungkin Nadila seperti itu? Mengapa Nadila begitu egois. Tidak selamanya Adi akan selalu mencintainya, tidak selamanya Adi rela menunggu. Nadila hanya bias menahan tangis dan mengatakan “Berbahagialah, aku tau suatu saat nanti kamu pasti menemukan orang yang lebih dari aku”. Adi hanya membalas dengan senyum, dan Nadila melanjutkan dalam hatinya “tapi, bisakah walaupun kau mencintai orang lain saat ini, aku akan selalu ada dihatimu itu dan selalu abadi disitu”…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar